Services

Pages

Pages

Friday, 27 September 2013

Matematika Langit

Hmmm denger kata-kata matematika sebagian sudah kliyengan sendiri sebagian juga malah ada yang hobi, tergantung manusianya, kalau saya masuk kategori yang pertama.. hehe, barusan membaca postingan kakek Jamil Azzaini tentang Matematika Langit, Ternyata di dalam kitab suci Alquran juga ada istilah matematika buktinya ada beberapa ibadah yang memiliki kelipatan kelipatan pahala, kalau dihitung secara logis kadang itu ga mungkin, tapi Agama itu tentang Iman, percaya, yakin bukan logis atau tidak logis, memang ada beberapa hal yang bisa di nalar tapi banyak juga hal-hal yang ga bisa dinalar, dan itu kewajiban kita sebagai orang yang beriman untuk meng imaninya bukan untuk memperdebatkan, malah nglantur berikut ulasan kakek Jamil Azzaini tentang Matematika Langit, Semoga bermanfaat.


Matematika biasa 1 + 1 = 2
Matematika sholat 1+ 1 = 27
Matematikan sedekah 1 + 1 = 1.400
Matematika langit 1 + 1 = ~
Dalam pelajaran matematika di sekolah 1 + 1 sama dengan 2. Namun dalam sholat 1 + 1 sama dengan 27. Lho, kok bisa? Logika berpikirnya, bila kita sholat sendiri pahalanya satu tetapi kalau kita berdua (berjamaah) pahalanya 27.
Berbeda dengan matematika sedekah, ternyata 1 + 1 itu sama dengan 1.400. Sebab setiap satu sedekah itu ibarat satu benih yang menumbuhkan tujuh bulir. Setiap bulir itu akan menghasilkan seratus biji [Lihat QS Al Baqarah 261]. Apabila hal itu dikalikan maka setiap satu sedekah akan menghasil 700. So, 1 + 1 ya sama dengan 700 + 700 alias 1.400.
Sementara matematika langit yang saya maksud adalah menggabungkan kekuatan berjamaah dengan kekuatan sedekah. Apabila hal ini digabungkan maka akan menjadi kekuatan yang sangat dahsyat, sehingga hasilnya tak terhingga.
Kita ambil contoh, jika 100 juta orang Indonesia yang secara finansial sudah cukup secara berjamaah (bersama-sama) bersedekah Rp1 juta setiap bulan maka akan terkumpul Rp100 trilyun. Apabila itu dilakukan satu tahun akan terkumpul Rp1.200 trilyun. Jadi, dalam dua tahun saja hutang Indonesia (Rp2156,88 trilyun) bisa lunas. Nah, bagaimana apabila hal tersebut dilakukan secara rutin?
Begitu pula filosofi dasar Indonesia Berdaya. Kami mengajak orang-orang yang kebutuhan pokoknya sudah terpenuhi untuk secara berjamaah sedekah ke rekening bersama. Hasil yang terkumpul kita gunakan untuk membeli aset-aset strategis. Selanjutnya, keuntungan dari aset-aset strategis ini digunakan untuk pemberdayaan anak yatim, orang yang tidak mampu dan orang-orang yang tak berdaya di negeri kita.

No comments:

Post a Comment